Tuesday, November 20, 2012

Gaza, Doaku Untukmu


Saya tidaklah ahli dalam urusan politik Timur Tengah, namun menyaksikan pembantaian anak-anak dan wanita hati ini menjerit ingin ikut bicara. Sesungguhnya “pertunjukkan” pembantaian terlama adalah di Palestina termasuk Gaza di dalamnya. Gaza, tak lebih sebuah penjara terbuka bagi para penduduknya. Adegan kekerasan demi kekerasan dipertontonkan kepada dunia, bangsa zionis Israel sebagai pelakunya.

Anak-anak, wanita dan penduduk sipil menjadi korban pertunjukkan ini. Dunia tak bisa berkutik dengan tingkah polah negara kecil yang bernama Israel. Bahkan kejadian demi kejadian semakin menguatkan opini bahwa Isael kuat dan negara-negara yang mengaku Islam di sekitar Palestina lemah tak berdaya. Akupun juga merasa lemah karena hanya bisa berkirim doa untukmu Gaza.

Kepada siapa dunia berharap untuk melindungi nyawa-nyawa tak berdosa di Gaza? Kepada Presiden Obama? Rasanya Anda akan kecewa. Karena sebagaimana dilaporkan kantor Berita AFP (17/11/2012) Presiden AS ini menegaskan kembali dukungannya terhadap Israel, walau ia menyesali jatuhnya korban sipil.

Kepada negara-negara di sekitar Palestina yang penduduknya mayoritas Islam? Rasanya itu juga harapan kosong, sebab rezim Turki, Qatar, Arab Saudi, Iran, dan Mesir  berulang kali menegaskan bahwa peran mereka tidak lebih dari melakukan perang media dan membuat gerakan dana untuk dua otoritas di Gaza dan Ramallah. Mereka diam seribu bahasa pada saat pesawat Israel  membombandir penduduk Gaza dengan berbagai senjata dan rudal jenis baru.


Kepada PBB? OKI? Ah, itu juga bak menggantang asap. Dalam suasana seperti inilah pikirankupun akhirnya melayang, andai ada pemimpin sekaliber Umar bin Khathab yang mampu menyatukan berbagai negeri Islam yang kini tercerai berai menjadi 50 lebih negara, pastilah Israel akan gentar. Kepemimpinan yang kuat dan mampu menyatukan berbagai kekuatan bukan hanya menyelamatkan penduduk Gaza, tetapi juga melindungi umat yang tertindas di berbagai penjuru dunia.

Saat ini, kepada korban pembantaian sebisa mungkin kita membantu dana, obat-obatan dan apapun yang bisa meringankan beban mereka.  Kirimkan pula doa untuk saudara-saudara kita di Gaza. Namun, adegan-adegan pembantaian akan berulang apabila kita tidak punya kekuatan yang setara. Kapankah kekuatan itu akan hadir? Semoga tidak terlalu lama dari sekarang…

Disadur dari Guru saya @jamilazzaini
www.jamilazzaini.com

Monday, November 5, 2012

Baru Kupahami


Baru kupahami..
Kenapa dulu ayah ibuku sering melarangku keluyuran main tanpa tujuan yg jelas.
Saat itu, aku sering iri pada teman-teman yg mudah main kemana saja, tanpa dimarahi orangtuanya.
Aku menganggap orangtuaku over protektif, sehingga menjadikan alasan kerja kelompok atau belajar bareng untuk bisa main keluyuran bareng teman-teman.
Baru kupahami..
Kenapa waktu SD, orangtuaku melarangku belajar motor.
Harus rela kemana2 naik sepeda boncengan bareng adik.
Sering mengeluh, saat panas2 dan capek harus menggenjot sepeda sedangkan teman-teman yg lain berlalu dgn motor mereka sambil berkata “duluan ya, semangat!”
Baru kupahami..
Kenapa dulu ibu jarang sekali mengizinkanku membeli mainan.
Menganggap ibu pelit, tak mengerti kesukaan anak laki-laki.
Padahal, disatu sisi yg baru kusadari ibu tak pernah menolak saat aku minta dibelikan buku dan majalah seperti Orbit, Bobo, dll.
Baru kupahami..
Kenapa dulu waktu SD, Ibu hanya memberiku uang saku yg sedikit dibanding teman-teman yg lain. Padahal ortuku punya penghasilan yg besar.
Lagi-lagi menganggap mereka pelit. Tanpa kusadari, ibu selalu bangun pagi2 untuk membuatkanku beka, sehingga disekolah aku tak banyak jajan makanan yg tak terjamin hygenenya.
Baru kupahami..
Kenapa sejak SD ibu selalu membebaniku dgn tugas kecil rumah tangga. Memaksaku bangun pagi untuk bantu masak, jemur baju, atau menyapu.
Aku menganggap ibu cerewet dan galak, karena beliau selalu ngomel2 ketika setelah shubuh aku tidur lagi dan pura-pura lupa dgn tugas tersebut.
Baru kupahami..
Kenapa ortuku selalu menolak permintaanku untuk merayakan ultah.
Hanya bisa iri melihat teman-teman lain yg ultahnya meriah, dapat kado dan ucapan selamat dari banyak orang.
Baru ku pahami..
Kenapa ayah ibuku tak pernah menelpon sebelum aku menelpon.
Menganggap mereka tak perhatian, tak kangen, dll.
Tanpa kusadari, bahwa mereka ingin aku fokus dan tak terganggu dalam studyku tanpa terus terbayang-bayang orang rumah.
Baru kupahami..
Kenapa saat semua anggota keluarga berkumpul, akulah orang pertama yg ditawari ibu “Mau masak apa hari ini Mas?”
Semua karena MEREKA MENYAYANGIKU
“Bahkan, kasih sayang yg kau tahu dan rasakan dari orangtuamu, hanya menunjukkan sepersepuluh dari kasih sayang mereka yg sesungguhnya”

Didedikasikan untuk kedua orangtua-ku, Sepasang Bidadari dari langit.