Di dekat rumah kami, ada kedai bubur ayam yang sangat laris.
Walau tak terlalu besar, ramai orang datang sepanjang hari.
Uniknya, setiap Ramadhan kedai ini tidak pernah buka
melayani pembeli. Tidak saja pada pagi dan siang hari saat orang-orang
berpuasa, tetapi juga pada petang dan malam hari saat orang berbuka.
Pasti ada yang istimewa dengan sang pemilik kedai. Selama 11
bulan, ia tentu telah mempersiapkan diri untuk menyambut bulan suci,
menyisihkan sebagian keuntungannya. Saat Ramadhan tiba, tanpa ragu ia menutup
kedainya sebulan penuh hingga bisa lebih fokus beribadah pada bulan ‘emas’ ini.
Orang-orang seperti ini tidaklah banyak jumlahnya.
Kebanyakan orang tidak peduli dengan datangnya Ramadhan, justru semakin sibuk
dengan berbagai bisnis dan transaksi ekonomi, bahkan lebih sibuk lagi menjelang
Idul Fitri. Bandingkan dengan fakta yang sering terjadi. Masjid semakin sepi
jamaah pada malam-malam akhir Ramadhan.
Sebalik nya, mal-mal atau pusat perbelanjaan lain semakin
ramai dikunjungi pembeli. Antrean tiket di loket-loket angkutan umum semakin
panjang. Jalan-jalan antarkota antarprovinsi semakin dipadati kendaraan.
Tak banyak orang dan keluarga yang ‘cerdas’ menyikapi
kedatangan tamu istimewa. Tak banyak pula yang tangkas menyiasati berbagai
keadaan yang dapat mengganggu kesyahduan Ramadhan. Ada beragam cara, tetapi
kata kuncinya sederhana, kepedulian ( awareness), didukung oleh perencanaan dan
persiapan matang. (Lihat QS al-Hasyr [59]:18).
Memang tidak semua leluasa keadaannya. Masih ada
saudara-saudara kita yang jangankan menabung untuk memenuhi hajat hidup sehari-hari pun harus
gali lubang tutup lubang. Ada pula saudara-saudara kita yang harus tetap be
kerja, bahkan semakin sibuk melayani masyarakat pada bulan suci.
Kepada mereka tentu Allah SWT tidak akan memberikan beban
melebihi kemampuannya (QS al-Baqarah [2]:286).
Apa pun, kita pasti akan mendapatkan keuntungan dari bu lan
Ramadhan, selama masih ada kepedulian ( awareness) atas satu-satunya bulan yang
tersurat di dalam Alquran ini. Rasulullah SAW senantiasa mengingatkan kepada
kita akan datangnya bulan Ramadhan mulia. Dua bulan sebelum nya, sejak bulan
Rajab, beliau telah mengajarkan sebuah doa yang indah, “Ya Allah, berkahilah kami
pada bulan Rajab dan Sya’ban. Dan, sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan.”
Mendekati bulan suci, mereka lebih menjaga diri dari
perbuatan dosa dan maksiat, menyambung dan memperbaiki silaturahim, serta terus
membekali diri dengan ilmu-ilmu yang diperlukan. Adalah Rasulullah SAW, yang
dengan ceria dan penuh semangat, senantiasa memberi kabar gembira atas
kedatangan bulan Rama dhan.
Sudahkah kita bersiap menyambutnya?
Wallahu a’lam.
No comments:
Post a Comment